Tuesday, August 11, 2009

Penjelasan tentang QS. Al-Mu’minun 1-11

Penjelasan tentang QS. Al-Mu’minun 1-11

1. Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang yang khusyuk dalam sholatnya, 3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, 4. dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. 7. Barangsiapa yang mencari dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. 8. Dan orang-orang yang memelihara amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, 9. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. 10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, 11. (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal didalamnya.

Ciri-ciri orang beruntung yang akan mewarisi surga Firdaus ada 7:
1. Orang yang khusyuk dalam shalat.
Ket:
- Khusyuk berarti menghadirkan hati dalam shalat. Jiwa dan raganya telah disiapkan secara sungguh-sungguh untuk menghadap Allah.
- Ditandai dengan gerakan shalat yang tuma’ninah (menurut sebagian ulama arti tuma’ninah adl ketenangan sementara waktu hingga stabil kedudukan anggota badan, yang jangka waktunya diperkirakan sekurang-kurangnya selama membaca satu kali tasbih yaitu “subhanallah” dan tidak tergesa-gesa).
- Hadits tentang anjuran tuma’ninah dalam shalat:
“Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi SAW memasuki sebuah masjid, lalu masuk juga seorang laki-laki dan dia melaksanakan shalat. Setelah shalat laki-laki tersebut menghampiri Nabi seraya mengucapkan salam, “assalamu’alaikum”. Setelah menjawab salam, Nabi berkata kepada laki-laki tersebut: IRJI’ FASHOLLI, FAINNAKA LAM TUSHOLLI!! (kembalilah dan shalatlah, sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat).
Selesai shalat laki-laki tersebut menghampiri Nabi lagi seraya mengucapkan salam. Setelah menjawab salam dari laki-laki tersebut Nabi tetap mengatakan IRJI’ FASHOLLI, FAINNAKA LAM TUSHOLLI!! (kembalilah dan shalatlah, sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat). Hal ini berulang sampai tiga kali. Kemudian laki-laki tersebut berkata kepada Nabi SAW, “Demi yang mengutusmu dengan hak, sungguh aku tidak mengetahui dan tidak bisa melakukan yang lebih baik lagi selain itu, maka terangkanlah padaku.”
Kemudian Nabi SAW berkata, “ jika kamu hendak berdiri untuk melakukan shalat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah apa-apa yang mudah bagimu dari AL-Qur’an. Kemudian ruku’lah hingga tuma’ninah, kemudian bangkitlah hingga seimbang berdirimu, kemudian sujudlah hingga tuma’ninah sujudmu, kemudian bangkitlah hingga tuma’ninah dudukmu, kamudian sujudlah hingga tuma’ninah sujudmu. Lakukan hal-hal yang demikian dalam setiap shalatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia.
- Rasulullah SAW memperingatkan kita dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
- Perbuatan yang sia-sia, seperti membicarakan aib/kejelekan orang lain , dan hal ini tidak hanya marak dikalangan para wanita/ibu-ibu saja tapi kemungkinan besar juga bisa dilakukan oleh para bapak-bapak, dalam pertemuan rapat, pengajian, ronda dsb.
Dalam sebuah hadits disebutkan: jika yang kita bicarakan itu benar berarti kita telah GHIBAH yang oleh Rasulullah saw diibaratkan seperti memakan bangkai saudara sendiri, dan jika yang kita bicarakan itu salah berarti kita telah melakukan FITNAH yang dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa fitnah itu lebih keji daripada pembunuhan. Na’udzubillahi min dzalik.
3. Orang yang menunaikan zakat.
- Beberapa penyelewengan manusia dalam hal penunaian kewajiban zakat:
1. Tidak mau mengeluarkan zakat dengan alasan belum mampu berzakat, padahal dia mampu.
2. Berzakat (beras, sapi/kambing) dengan kualitas dibawah yang biasa dia makan/berkualitas rendah.
4. Orang yang menjaga kemaluannya, serta tidak melampaui batas dari yang sudah dihalalkan.
5. Orang yang memelihara amanat yang dipikulkan kepadanya/yang menjadi kewajibannya.
- Menunaikan hak anak yatim yang diamanatkan untuk diasuh oleh kita.
- Menunaikan hak masyarakat yang berada dibawah kekuasaannya (RT/RW/Dukuh/Kota?bahkan Negara)
Wujudnya apa? Yaitu mencipkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
- Seorang suami bertanggung jawab terhadap istri, anak, orangtua bahkan juga saudara2nya yang kurang mampu.
6. Orang yang memelihara janjinya.
- Janji seorang muslim kepada Allah: taat dan tidak menyekutukanNya.
- Janji kepada Rasulullah: taat, tidak menyeleweng dalam hal tata cara ibadah.
- Janji kepada sesama muslim: tidak mengkhianatinya dalam hal bermuamalah, seperti tidak curang dalam jual-beli (mengurangi timbangan, mengatakan barang ini bagus padahal banyak yang jelek, belum waktunya panen dll, dalam hal membayar hutang)
7. Orang yang memelihara sholatnya.
- Dalam QS. Al-Ma’un ayat 4-6 disebutkan sbb:
“Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat, (yaitu) orang yang melalaikan shalatnya dan orang-orang yang menanpak-nampakkannya (dengan maksud untuk riya’ kepada manusia)”
- Padahal Allah hanya akan menerima amalan ibadah yang diniatkan hanya untukNya semata.
- Apa itu riya’? rasulullah pernah menjelaskan bahwa RIYA’ adalah jika engkau melaksanakan ataupun meninggalkan suatu perbuatan yang disukai maupun yang dibenci oleh Allah karena pandangan/anggapan manusia.
(contoh: tidak jadi melakukan s.sunnah di masjid karena kuatir akan diperbincangkan oleh orang2 yang ada disitu, takut dianggap sok alim dll)
- Melalaikan shalat: sengaja menunda-nunda hingga hampir habis waktunya bahkan meninggalkannya.

No comments: